Pertemuan Semu (4)
"Eh Mak, bangun Mak"
"Mmm. . ."
"Jassi udah pulang sepuluh menit lalu loh, nggak jemput dia ta?"
Samar-samar tapi terasa nampar, kalimat itu kudengar dan nyawaku seolah langsung masuk badan semuanya, lengkap!
"Mati gue! Jam berapa ini?"
Langsung kuingat kalau aku harus menjemput si gadis kecil, yang pastinya saat itu udah duduk ndelosor di depan gerbang sekolahnya. Aku cek HP dan emang dia bilang sepuluh menit lalu udah keluar kelas. OK, aku langsung ngabarin kalau aku meluncur jemput dia. Nggak pake lama, aku pesen ojek on-line, langsung set set set cuss!
Di sepanjang perjalanan itu tiba-tiba memoriku merangkai beberapa kejadian mimpi siang bolongku beberapa menit lalu yang masih terasa tanggung menggantung.
Hmm, lagi-lagi tentangnya. Masih tentangnya.
Suatu hari di perjalananku, aku melihat seseorang sedang tidur, mungkin kelelahan. Tapi aku merasa aku sangat familiar dengan laki-laki tadi. Kupandangi lamat-lamat. Dan benar! Ternyata dia. Karena aku lama sekali tidak berjumpa, aku tertegun melihatnya tertidur pulas, dan hanya begitu saja. Lalu tiba-tiba dia terbangun, tersenyum. Ahh senyum itu, senyum yang sangat kurindukan. Senyum itu, senyum yang selalu membuatku meleleh tak berkutik di depannya. Walaupun selama ini hanya pernah kutemui secara langsung dua kali. Ah senyum itu.
Aku bertanya pelan, "kau sedang apa?"
Dia justru bergumam, "ah akhirnya ketemu kamu juga!" Dan dia tersenyum lagi. Entah kenapa, begitu saja bisa membuat aku merasa ada semangat luar biasa yang aku rasakan.
Akhirnya aku peluk dia, kukatakan aku rindu, kutanyakan kenapa dia tak kunjung menemuiku. Dan lagi-lagi, dia hanya tersenyum dan bergumam, "sudah ketemu, jangan banyak protes" dan dia memelukku.
Khas sekali karakternya. Tak banyak bicara, sederhana, tapi entah kenapa aku bisa gila karenanya. Ah, dia!
Aku mencubit pipiku, hei, aku tidak mau ketiduran lagi di sepanjang perjalananku ini. Aku masih di atas motor, dibonceng driver ojek on-line. Kenapa aku memimpikannya lagi? Kau pasti tau jawabannya, ya, tepat! Karena kurindu. Tapi lagi-lagi, hanya pertemuan semu.
Komentar
Posting Komentar