Pertemuan Semu (2)


"Tertawamu lebar sekali! Selucu itu kah ibu tadi bersikap?"
Aku protes. Karena dia jarang sekali tertawa begitu. Biasanya sok cool dan cuman ber-haha.

"Hahaha, iya. Kamu juga sama, tertawa lepas."
"Tapi tidak sepuas kamu!"
"Oh ya, boleh aku tanya?"
"Kenapa?"
"Kalau aku adalah dia, apakah kamu masih tetap menyukaiku"?
"Pertanyaan konyol"
"Sungguh!"
"Entahlah, kau yang membuatku terlanjur menyukaimu. Lantas kalau memang kamu adalah dia, selama kamu melakukan hal yang sama, ya aku bisa menyukaimu juga. Mudah saja kan?"
"Hahaha, lantas siapa yang lebih kau pilih?"
"Heiii, kenapa pertanyaanmu mendadak retorika begini? Ah cari pertanyaan lain yang mudah kujawab saja. Seperti aku sudah makan apa belum"
"Tidak, itu terlalu klasik! Kau selalu bilang tak akan pernah lupa makan. Toh kamu masih tetep seger begini, aku tak perlu bertanya hal-hal begitu"

Dia tampak akan melakukan sesuatu yang menyenangkan, tapi aku seperti tertarik ke dunia lain. Bukan di sini. Loh! Loh!

"Deeek"
Aku merasa ada yang teriak memanggil
"Hmmm" antara sadar dan tidak, tapi lebih banyak nyawaku masih di alam bawah sadar. Masih duduk di sebelahnya, tertawa bersama, menikmati waktu yang langka, bertemu.

"Deeek"
"Hmmm" aku bersungut-sungut. Lagi-lagi suara ini yang merusak mimpiku ah! Ada apa dengan mbak-mbak ini. Sial sekali, sudah dua kali dalam Minggu ini dia merusak mimpi indah selepas shubuhku.
Setelah kutanya mengapa, ternyata cuman memastikan apakah aku sudah bangun apa belum. Hm, okay, tak apa. Niatnya baik. Ah! Kalau tidur lagi pun aku belum tentu bisa melanjutkan mimpi yang sama. Bisa bisa justru mimpi buruk lagi. Aku putuskan bangun dan duduk di pojok tempat tidur. Hm, sudah tercium wangi obat pel. Ternyata orang yang membangunkanku sedang bertugas bersih-bersih. Oh iya, ini hari Minggu!
Mataku masih saja lengket, dan susah untuk terbuka lebar. Hei, ini sudah siang. Speaker masjid sebelah sudah menyuarakan tilawah sebagai penenang hati. Harusnya aku mendengarkan, bukannya malah tidur keenakan!
OK aku bangun.
Sampai ketemu lagi, cinta. Di duniaku, alam bawah sadarku, tempatku selalu bertemu denganmu. Pertemuan semu!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibuk

Bapak

Adek