Tidak Ada Kesepian Jika Kita Tidak Menginginkan!
“But the worst enemy you can meet will always be
yourself; you lie in wait for yourself in caverns and forests. Lonely one, you
are going the way to yourself! And your way goes past yourself, and past your
seven devils! You will be a heretic to yourself and witch and soothsayer and
fool and doubter and unholy one and villain. You must be ready to burn yourself
in your own flame: how could you become new, if you had not first become
ashes?”
―
Friedrich Nietzsche, Thus Spoke Zarathustra
Manusia adalah makhluk yang mendominasi kehidupan di
permukaan bumi. Manusia seolah bisa merubah kehidupan di bumi dengan segala
kompleksitas perilaku dan pemikiran yang dimilikinya. Manusia memiliki
rasionalitas yang menjadikan manusia dianggap lebih unggul dan tentu saja rasionalitas
inilah yang menjadi ciri khas manusia,
jika dibandingkan dengan makhluk yang lain. Rasional merupakan pemikiran yang
berdasarkan akal sehat dan dengan menggunakan logika pemikiran. Berbeda dengan
insting dan naluri seperti yang dimiliki hewan.
Dalam film The Secrets
yang diperakan oleh Tom Hanks, Tom yang terdampar di sebuah pulau dan
sendirian, ketika dia menemukan sebuah bola, dia menancapkan bola yang sudah
disatukan dengan tongkat itu pada tanah dan mengajaknya bicara. Hal ini
menunjukkan bahwa Tom seolah tidak bisa hidup tanpa orang lain, Tom sendirian
dan merasa kesepian. Begitupun dengan manusia modern saat ini, yang
mengagungkan rasionalitas selama 4 abad terakhir, akan mencoba menghindari
kesepian. Manusia modern memanfaatkan gadget
untuk mencari relasi dengan manusia lain, sehingga walaupun dalam situasi
"sendirian", mereka tidak merasa kesepian.
Aristoteles memiliki konsep manusia sebagai zoon politicon yaitu makhluk sosial,
yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, tidak bisa lepas dari sesuatu “yang
lain”. Manusia membutuhkan "yang lain" untuk melengkapi dirinya.
Manusia menghindari kesendirian dan berusaha untuk menjalin interaksi dengan
sesama manusia, makhluk hidup lain, benda mati, dan Tuhannya. Tanpa manusia
lain, seorang manusia tidak bisa mengeksplorasikan dirinya untuk menjadi
pribadi yang unik dan berbeda dari yang lain. Dengan menjalin interaksi
tersebut manusia merasa ada, menjadi berarti, menjadi pribadi yang unik, dan
bisa memaknai dirinya berdasarkan pemaknaan yang diberikan oleh sesamanya,
seperti konsep interaksionisme simbolik, dan tujuan pokok yang ingin dicapai
yaitu agar terhindar dari perasaan kesepian.
Manusia yang kesepian yaitu manusia yang tidak tahu apa yang
harus dipikirkan dan dilakukan. Pikiran kosong, logika berpikir serta
rasionalitasnya sedang tidak digunakan, dan merasa eksistensinya tidak berlaku.
Kebanyakan manusia mengasumsikan bahwa kesepian selalu muncul dari kesendirian.
Dan jika perasaan kesepian dialami oleh seseorang, maka kemungkinan disfungsi
psikologis bisa muncul, seperti depresi, sedih berkepanjangan, sampai
kecenderungan untuk bunuh diri. Namun,
kesepian tidak selalu disebabkan karena kesendirian. Kesepian dapat muncul dan
terasakan walaupun manusia itu berada dalam kerumunan manusia lain, berada
dalam keramaian yang tidak membuatnya sendiri. Sehingga dapat saya katakan
bahwa kesendirian hanya merupakan salah satu faktor yang membuat seorang
manusia merasa kesepian, tetapi bukan faktor utama.
Manusia sebagai makhluk individualis, selain berinteraksi
dengan orang lain, manusia juga membutuhkan interaksi dengan diri sendiri.
Manusia membutuhkan berinteraksi dengan dirinya sendiri untuk mencapai
aktualisasi diri. Orang yang dalam proses mencapai aktualisasi diri, menikmati
setiap proses yang dilaluinya tanpa memerhatikan hasil akhir yang akan
didapatkan, memikirkan kepuasan batiniah, dan dapat menikmati setiap kegiatan
yang dilakukannya dengan bahagia.
Bahagia dalam melakukan sesuatu merupakan perasaan senang
dan tentram yang dirasakan oleh manusia disebabkan oleh suatu faktor. Faktor
bahagia antara satu orang dengan orang lain akan berbeda, tergantung latar
belakang kehidupan, cara seseorang dibesarkan, status sosial, cara hidup,
kebutuhan, dan faktor lain yang berpengaruh.
Manusia berkomunikasi dan berinteraksi dengan dirinya dengan
berpikir melibatkan proses kognisi yang merupakan perpaduan antara tubuh dan
jiwa, mengandalkan rasionalitas yang dimiliki, dalam kediaman, dan dalam
kesendiriannya. Kesendirian tidak selalu memunculkan perasaan kesepian, karena
kesendirian merupakan cara yang dapat diambil ketika manusia lelah menjalani
aktivitasnya dalam keramaian lingkungan sosialnya. Kesendirian merupakan cara
yang diambil oleh banyak filsuf untuk mencapai aktualisasi diri. Dengan
kesendirian, seorang Nietzsche dapat menghasilkan karya - karya hebat dengan
refleksi diri yang dilakukannya, menemukan apa yang telah lama dicarinya, yaitu
manusia unggul, menyusun buku nyanyian Zarathustra, dan menyebarkan kepercayaan
yang diyakininya. Nietzsche menganggap orang - orang di sekitarnya hanya akan
mengganggu kehidupannya, sehingga dia lebih memilih untuk menyendiri dan
melakukan aktualisasi diri untuk menjadi manusia unggul.
Anggapan manusia tentu akan mempengaruhi perjalanan
kehidupannya. Jika manusia menganggap dirinya merasa selalu kesepian (loneliness), maka kesepian akan selalu
menyertainya di manapun, kapanpun, dalam situasi apapun. Namun jika manusia
menganggap dirinya tidak akan merasa kesepian, bahkan dalam kesendirian (solitude), dan dalam situasi yang tidak
berpihak padanya, manusia itu akan tetap merasakan eksistensi dirinya diakui
dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2006. Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui
Filsafat.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ellis,
Albert. 2005. How To Make Yourself Happy And
Remarkably Less Disturbable (Meretas Jalan Kebahagiaan). Jakarta : Grasindo
Soeprapto, Riyadi. 2002. Interaksionisme Simbolik. Malang :
Averroes Press
Komentar
Posting Komentar