Bambang Heru, the Real Scout

Pengabdian pada negeri merupakan tujuan hidup  Bambang Heru Agung Semono (39), pria asal Bareng, Jombang, yang selalu tampak bersahaja. Lik Mbang/ Cak Mbang, begitu sapaan akrabnya, adalah lulusan S1 Akuntansi STIE Mahardika Surabaya dan S2 Marketing UMM. Dengan latar belakang organisasi yang dimiliki selama di bangku sekolah dan kuliah, sampai saat ini beliau masih memiliki segudang aktivitas selain menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP Terpadu Al Hikmah. Walaupun sangat jarang mendapatkan penghargaan resmi, namun Lik Mbang memiliki banyak pencapaian dan jasa yang tidak pernah disombongkan.
Dalam teori atribusi Inferensi Korespondensi Jones dan Davis, perilaku yang ditunjukkan oleh Lik Mbang berupa pengabdian pada daerah dan ringan tangan dalam membantu sesama merupakan dispositional attribution, yaitu berasal dari karakter personalnya (Taylor, Peplau, & Sears, 2009). Walaupun Lik Mbang adalah Sarjana Akuntansi dan Megister Marketing, beliau lebih memilih menjadi aktivis sosial dan pendidikan. Dengan pertimbangan konsekuensi perilaku yang dimunculkan, yaitu memilih menjadi pengajar, pendidik, dan wirausahawan di daerahnya, dibandingkan mencari pekerjaan yang menjanjikan uang lebih banyak merupakan perilaku yang tidak umum.
Dalam sosoknya yang sederhana, ternyata beliau telah memiliki percetakan, warnet, mempunyai posisi yang cukup tinggi di organisasi Islam di Jombang, pengurus PMI, mengajar, dan pembina pramuka. Tidak hanya itu, beliau juga sangat aktif dalam kegiatan hiking, training, outbound, shooting, dan tentu saja sebagai ayah dari 4 orang anak perempuannya.
Dalam aliran  filsafat  rasionalisme, akal merupakan faktor fundamental dalam  pengetahuan (Maksum, 2008). Tuhan menganugerahkan akal kepada manusia untuk berpikir, sehingga manusia mempunyai rasa ingin tahu pada setiap hal yang ada di sekitarnya, kemudian mempertanyakan, berusaha mencari jawaban, dan mencari alternatif pemecahan pada setiap permasalahan yang dihadapi. Begitupun yang dilakukan Lik Mbang. Dengan memanfaatkan akal pikirannya, beliau mendirikan sekolah SMP  sekaligus menjadi tenaga pendidik untuk anak – anak di daerahnya. Hal ini merupakan langkah aktif kontributif yang beliau lakukan dengan tujuan agar anak-anak di daerahnya bisa tetap belajar walaupun harus membantu orang tua bekerja. Beliau juga berwirausaha agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan mempekerjakan orang di sekitarnya.
Lik Mbang memiliki pengetahuan yang luas dan cara mengajar yang unik. Beberapa siswa ajarnya mengaku tidak rela jika jam pelajaran beliau sampai kosong. Beliau selalu membuat perjanjian/komitmen dengan siswanya di setiap pertemuan, berdoa pada saat memulai dan mengakhiri pelajaran, menyelipkan guyonan agar siswa tidak merasa jenuh selama proses belajar, dan memberikan petuah kehidupan di akhir pertemuan kelas.
Dalam kehidupan sehari – hari, Lik Mbang sangat gemar membaca dan mendengarkan orang berbicara. Sehingga seringkali beliau berbagi ilmu tentang berbagai hal kepada peserta didik dan rekannya, seperti memprediksi cuaca lewat alam, petuah tentang hidup, sejarah, politik, dan banyak hal unik lainnya. Siapapun boleh sharing dengan beliau, karena pasti beliau akan memperhatikan dan memberikan timbal balik berupa nasehat ataupun cerita.
Tokoh inspirasi Lik Mbang adalah Nabi Muhammad, Umar Bin Khatab, dan Soekarno. Lik Mbang banyak mengambil pelajaran hidup dan berguru dari jiwa kepemimpinan dan pengabdian ketiga tokoh tersebut. Setelah mempelajari, tentunya Lik Mbang juga mencoba menerapkan ilmunya dalam sikap dan perilakunya sehari – hari. Dengan motto“Useful life and the only easy day was yesterday”, Lik Mbang bertekad untuk mengabdikan diri dan mengembangkan daerahnya. Salah satu usaha beliau yang telah terbukti adalah dengan mendirikan SMP Terpadu Al Hikmah, dan sekaligus menjadi kepala sekolahnya. Begitupun dengan sang istri, Ibu Wahyu, yang mengabdikan diri sebagai kepala SD Terpadu Al Hikmah. Suami istri tersebut saling berintegrasi dan bekerjasama mengelola dan mengembangkan sekolah berbasis agama islam yang mereka pimpin. 
Mengajar merupakan kegiatan rutin yang sangat dinikmati Lik Mbang. Karena dengan mengajar, ilmu yang dimiliki bisa tersalurkan, dan mendidik generasi muda agar bisa menjadi orang berkualitas di masa depan merupakan hal yang membahagiakan.
Di usia Lik Mbang yang memasuki tahap dewasa madya menurut Teori Psikososial Ericson, Lik Mbang memiliki rasa kepedulian dan tindakan prososial yang tinggi. Menolong dan mengarahkan generasi yang lebih muda agar memiliki semangat hidup dan rasa peduli terhadap masyarakat merupakan hal yang penting bagi beliau. Oleh karena itu, beliau memaksimalkan usahanya melalui kegiatan – kegiatan kepramukaan, pecinta alam, serta kerohanian.
Sejak menikah, harapan yang selalu dipanjatkan adalah agar dikaruniai hidup yang bermanfaat, rejeki yang melimpah penuh barokah, dibekali jiwa yang tabah dan tawakal , dan meninggal kelak dalam keadaan khusnul khotimah. Selain itu, Lik Mbang juga sangat berharap suatu hari, sekolah yang dibina bersama istri tersebut memiliki sarana prasarana yang mencukupi, sehingga bisa konsisten membangun pendidikan umat, terutama penerapan pendidikan berkarakter.  Dengan demikian, kelak sekolah tersebut bisa bersinergi dengan pondok pesantren dan melahirkan anak – anak sholeh, berwawasan, dan berkarakter.
With Love,
Yunisa Sholikhati ^_^

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. (202). Filsafat Manusia : Memahami Manusia Melalui Filsafat. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Maksum, A. (2008). Pengantar Filsafat : Dari Masa Klasik Hingga Postmodernisme. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibuk

Bapak

Adek