Pemimpin Kami, Papi Rahmat




Julukan “Papi” bagi kami, anak Departemen kaderisasi SKI (Sie Kerohanian Islam) Fakultas Psikologi UNAIR, merupakan julukan yang sangat bersahabat. Ya, karena julukan tersebut hanya untuk kepala departemen kami. Beliau adalah sosok mahasiswa yang kami jadikan panutan, terutama dalam karakter yang dimilikinya.
Peran beliau sebagai kepala departemen kami, kaderisasi, memiliki dampak yang signifikan dan pokok bagi keberlangsungan organisasi dakwah fakultas ini. Bagaimana tidak? Beliau adalah kadep yang paling getol ngajak anak-anaknya untuk sekedar berkumpul, mempererat silaturahmi, dan membicarakan program kerja. Dengan jadwal mingguan kami tersebut, kami memiliki kedekatan yang lebih,dan menurutku bisa dikatakan departemenku adalah departemen terbaik *menurut versiku tentunya* dalam hal keaktifan anggota dan kontribusi program kerja.
Gaya kepemimpinan yang Papi terapkan adalah demokratis. Beliau selalu menyampaikan pendapatnya dalam berbagai hal, menanyakan pendapat kami, menuntut kami untuk aktif partisipatif, menegur kami ketika kami melakukan kesalahan, mengajak kami berbicara dari hati ke hati ketika beliau merasa ada masalah, dan bahkan terang-terangan memuji kami atau memberikan reward ketika beliau menganggap kinerja kami memuaskan.
Ya, itulah yang aku rasakan dalam setahun aku menjadi sekretaris departemen mendampingi beliau sebagai kadept. Rasa kagum kami, sebagai anak-anak junior 2013 yang dibimbing oleh sosok pemimpin ideal Papi Rahmat membuat kami begitu menghormati beliau, bahkan mematuhi apapun keinginan beliau asal itu baik.
Papi yang memiliki salah satu sumber power yaitu karakter berkharisma merupakan sosok pemimpin yang ideal untuk Fakultas kami, Psikologi Universitas Airlangga. Dengan perolehan suara 52% dari mahasiswa, papi mutlak memenangkan pemilihan umum sebagai ketua BEM di Fakultas kami. Ada rasa berat di hatiku, atau mungkin tidak rela ketika Papi memiliki tambahan peran sebagai ketua BEM. Ada kekhawatiran yang tidak bisa aku elakkan bahwa beliau akan konsentrasi mempertanggungjawabkan visi-misi yang telah beliau gaungkan ketika kampanye kepada Keluarga Besar Mahasiswa, berfokus di BEM, dan mengesampingkan SKI.
Namun aku harus kembali berpikir realistis seperti yang selalu beliau ajarkan. Dalam setahun beliau menjadi kadep kami, tentu saja sudah banyak ilmu yang beliau transfer untuk kami. Dan dalam setahun ke depan kami harus mengimplementasikan apa saja yang telah kami dapatkan ketika masih ada Papi sebagai kadep kami, dan ketika Papi hanya akan menjadi pengawas kami, kami harus mendedikasikan yang terbaik dari diri kami untuk SKI. Kami, 2013, harus bisa menggerakkan roda periode kepengurusan kami agar tetap berjalan sesuai harapan bersama.
“kebersamaan kita, membuat rasa kekeluargaan kita tak dapat didefinisikan dengan kata-kata”
Rahmat’12-Agus’12-Dodik’12-Taufiq’13-Hafidz’13-Lantip’13-Bagus’13-Purani’12-Ariqa’13-Ana’13-Nisa’13

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibuk

Bapak

Adek