Balada Skripsi Mahasiswa
Skripsi merupakan salah satu syarat kelulusan yang harus diselesaikan oleh
seorang mahasiswa jika ingin lulus menjadi seorang sarjana, terutama di
Indonesia. Seperti halnya ujian nasional bagi siswa, skripsi juga akan menjadi
tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Jika tidak memiliki persiapan untuk
mengerjakan, akan ada beberapa hambatan yang bisa menunda penyelesaiannya. Namun,
jika sudah berniat, bertekad, dan semangat, walau halangan, rintangan,
menerjang, tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran uhuy! Oke, back to the
topic, and i will not waste my words any more, let’s to the point. Beberapa poin
tentang skripsi, mahasiswa, dan juga dosen pembimbing yang perlu diperhatikan
mahasiswa aku rangkum dalam jabaran berikut ini:
1.
Skripsi
adalah karya mahasiswa, atas nama mahasiswa. Mahasiswa sangat berhak memilih
dan menentukan mau dibawa ke mana penelitiannya. Masalah yang dibahas bisa
sangat luas, tergantung cakupan literatur yang dikaji. Topik bisa sangat
bervariasi. Boleh jadi dibawa ke arah yang sesuai dengan minat, sesuai dengan
kepakaran dosen pembimbing, sesuai dengan idealisme, sesuai dengan kemampuan,
dan kesesuaian lainnya. Itu murni hak mahasiswa.
2.
Dosen
pembimbing hanyalah seorang fasilitator dan mediator yang akan memberikan
kontrol jika selama proses penelitian ada kesalahan prosedur atau teknis
penulisan. Namun, karena perannya hanya sebagai fasilitator, dosen pembimbing
berhak tidak mengoreksi setiap detail tulisan skripsi mahasiswanya.
3.
Mahasiswa
lah yang seharusnya memberikan laporan berupa poin apa saja beserta
penjelasannya atas setiap tulisan yang diketiknya. Mahasiswa tidak bisa
menuntut dosen pembimbing untuk memeriksa setiap detail laporan penelitian
skripsinya, karena dosen pun memiliki kesibukan yang tidak perlu diketahui
mahasiswa.
4.
Masalah
komunikasi seringkali menjadi penghalang bertemunya mahasiswa dan dosen
pembimbing. Setiap mahasiswa memiliki persepsinya masing-masing, tetapi yang
perlu aku tekankan di sini, sebenernya, setiap dosen itu baik. Baik sekali. Kita
lebih baik menyesuaikan diri dengan karakter dosen pembimbing. Jika memang “terlihat”
sangat galak, coba saja perlahan diajak ngobrol, sering diapelin, kalau perlu
bawakan makanan kecil untuk menemani lemburan tugas dosen. Jika memang sangat
sibuk, jangan patah semangat apel dan menunggu di depan ruangannya. Jika memang
sangat cuek dan tidak bisa mengingat mahasiswa, coba ganti kata pertama (saya)
dengan (nama) saat berbicara. Dan yang paling penting, persiapkan bahan sebelum
menghadap dosen pembimbing.
5.
Bahan
merupakan hal yang sangat penting saat bimbingan. Kalau tidak punya bahan,
bisa-bisa saking groginya, beberapa mahasiswa cuman bisa liat-liatan dengan
dosen pembimbing. Wkwkwk. Ini beneran terjadi, menurutku lucu and thats kind of wasting time. Oke, trik sederhana ini bisa bekerja pada banyak
orang. Bawa bahan, catatan, progress tulisan, print jurnal, dan juga poin apa
saja yang mau didiskusikan dengan dosen pembimbing itu bisa sangat membantu
progress bimbingan. Eits, bahan itu bukan softfile ya, bukan tersimpan di
laptop, di HP, atau bahkan di email yang nggak tau di buka di mana trus pinjem
laptop dosen buat buka wkwkwk. Bawa hard file lah, kertas cetak, biar enak
corat-coretnya, biar memudahkan dosen juga untuk memberikan feedback.
6.
Tekad
juga diperlukan untuk menyelesaikan ya, kalau nggak punya tekad, nggak akan
punya semangat, kalau nggak punya semangat, nggak bisa gerak cepat. Kumpulkan tekan,
atur tujuan mau apa, mau gimana.
7.
Faktor
protektif itu penting. Setiap orang memerlukan faktor protektif yang bisa
mendukungnya saat dihadapkan pada masalah, menguatkan untuk bangkit, menemani
curahan emosi, mengetahui detail perjuangan, dan yang penting, harus ada, harus
berwujud manusia. Entah, setiap orang bisa mengatur siapa yang menjadi sistem
pendukungnya (support system)nya. Bisa
jadi orang tua, pacar, tunangan, suami, sahabat, teman sekamar, teman LDR,
siapapun. Setiap orang memiliki orang kepercayaannya masing-masing. Support system akan benar-benar
berpengaruh saat kondisi mahasiswa sudah stagnan, sedang down, ada masalah, dan lain-lain. Support system lah yang menguatkan dan membantu mahasiswa untuk
kembali fokus lagi. Untuk ini, aku sangat berterima kasih kepada Ichbar
Subarkah, sebagai support system terbaik
setelah orang tua. Kalau belum punya, cari dan temukan J
8.
Jangan
putus berdoa, jangan lupakan Tuhan di setiap langkahmu. Sertakan Allah dalam
langkah, niatkan sebagai ibadah, karena menuntut ilmu, menyelesaikan tanggung
jawab, berjuang, juga bisa bernilai ibadah karena niat. Allah lah sumber segala
kehidupan, kemudahan, kesulitan, kelapangan, kesempitan, dan semuanya. Jika
kita benar-benar yakin Allah akan memudahkan langkah kita, mungkin begitu yang
akan terjadi. Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya.
9.
Terakhir,
s e m a n g a t ! Badai pasti berlalu, tantangan baru sudah menunggu, jangan
hambat langkah kakimu! Dalam Al Qur’an QS Al Insyirah, disebutkan dua kali
bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan. Sing
penting yakin (Ichbar Subarkah)
Komentar
Posting Komentar