Sepenggal tentang Mahabbatullah atau Cinta kepada Allah

Cinta merupakan fitrah yang akan dirasakan oleh setiap manusia. Namun, bagaimana manusia menafsirkan cintanya dan berproses dalam mencintai itulah poin pentingnya. Mengapa demikian?
Pada dasarnya, cinta dalam islam dibagi menjadi dua hal, yaitu cinta dengan dilandasi iman, dan cinta yang tidak dilandasi iman atau sekedar memuaskan hawa nafsu. Ketika kita mencintai seseorang atau sesuatu serta mendasarinya dengan iman, maka, prosesnya pun akan lebih positif dan bertujuan untuk menunaikan ibadah kepada Allah. Mencintai harta karena Allah misalnya, seberapa banyak pun harta yang kita punyai, maka, akan digunakan untuk kepentingan ibadah dan jihad. Hal ini menjadi penting karena ketika kita bisa mencintai Allah, maka Allah pun akan mencintai kita. Ketika kita mendekati Allah, maka Allah pun akan lebih dekat kepada kita. 
Berikut ini adalah 7 ciri cinta. Mari kita refleksikan pada diri kita pribadi, apakah kita sudah memenuhi ketujuh ciri cinta tersebut, apakah ketujuh ciri cinta tersebut juga sudah kita miliki untuk bisa disebut mencintai Allah?
1. Mengingat
2. Kagum
3. Ridho
4. Pengorbanan
5. Takut
6. Harap
7. Taat
Mari kita perjelas poin, demi poin tersebut...
1. Mengingat. Apakah kita sudah mengingat-ingat Allah dalam setiap langkah kita, dalam setiap gerak kita, dalam setiap aktivitas kita, dan bahkan dalam setiap nafas kita?
Kita selalu berharap bahwa kita akan dimatikan dalam keadaaan iman,islam, dan dalam keadaan mengingat Allah. Ketika kita mengusahakan untuk mengingat Allah, melalui dzikir misalnya, Insyaallah kita sudah memiliki salah satu indikator mencintai Allah.
2. Kagum. Apakah kita sudah mengagumi Allah dan ciptaan-ciptaanNya? Menikmati dan mengakui Keagungan dan Kebesaran Allah dalam setiap hal dan setiap partikel alam semestaNya? 
Ketika kita mengagumi sesuatu, maka, kita akan selalu merasa senang karenanya. Begitupun Allah, ketika kita bisa mengagumi Allah, kita akan merasa senang dan bisa memunculkan pikiran positif kita tentang Allah.
3. Ridho. Apakah kita sudah bisa menerima setiap kehendak Allah, apakah kita sudah menyerahkan segala keputusan kepada Allah, dan apakah kita bisa menikmati serta bersyukur atas semua pemberian Allah? Dengan meridhoi pemberian, keputusan, kehendak Allah, maka, insyaAllah Allah pun akan meridhoi kita. Betapa bahagianya makhluk yang diridhoi oleh Allah, Tuhan serta pemiliknya. 
4. Pengorbanan. Apakah kita sudah rela mengorbankan waktu, harta, tenaga, dan hal lainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah, untuk beribadah, untuk berjuang di jalanNya? 
5. Takut. Apakah kita takut mengecewakan Allah? Apakah kita takut ditingkalkan oleh Allah? Apakah kita takut dengan ancaman Allah? Takut dalam hal ini harus didasari oleh ilmu, ilmu yang membuat kita yakin sehingga membenarkan ancaman, mengingat kejahatan kita, serta mewaspadai setiap akibat dari perbuatan buruk kita. Ketika kita memiliki rasa takut kepada Allah, maka, kita akan terhindar dari perbuatan maksiat, perbuatan yang membuat Allah pun murka. 
6. Harap. Apakah kita sudah senantiasa mengharapkan rahmat dan ridha Allah? Apakah kita sudah menyandarkan segala harapan kepada Allah? Ataukah mungkin kita masih terbesit pemikiran bahwa kita bisa melakukannya sendiri tanpa campur tangan Allah? Mari kita refleksi pada diri kita masing-masing.
7. Taat. Apakah kita sudah menaati aturan dari Allah dan taat untuk meninggalkan apa yang dilarang Allah?

Semoga kita tergolong orang-orang yang mencintai Allah dan mengutamakan Allah dalam setiap langkah kita, sehingga kita pun bisa menjadi hambaNya yang dicinta dan mendapatkan RidhaNya. Aamiin

-Tulisan ini juga diposting di halaman Facebook SKSS BAZNAS Surabaya- dengan hastag

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibuk

Bapak

Adek