Aku udah hampir sampai di ujung...




"Aku bertahan udah hampir sampai di ujung Pi. Aku bertahan dengan cukup baik menurutku, sampe detik ini. Setiap ada rasa ngganjel, pesen papi di awal selalu tak inget, lagi, dan lagi. Tiap aku liat papi di kampus seolah pingin nyampein banyak hal. Tapi semua kata-kataku cuman tertahan sampe di otak. Aku cuman bisa liatin papi. Aku ngga punya kekuatan buat cerita. Tapi Papi tetep bakal jadi Papi, mood booster buatku, kapanpun. Makasi udah main ke kampus akhir-akhir ini :) "Hehehe... Dikit lagi Nis, buat kesan yang baik & positif sebelum kita nggak bisa berbuat apa-apa (alias lengser). Bikin target sederhana aja, lebih baik dari sebelumnya (Mas Patriot)"-catatan 18 Oktober 2016-

Setiap pilihan akan memiliki berbagai konsekuensi yang harus kita hadapi. Tentu saja, aku telah diberi pilihan di awal. Sebelum memilih pun aku telah meminta pendapat dari berbagai orang sebagai bahan pertimbangan. Tapi, tetap saja, mood booster satu ini yang paling memengaruhiku dalam mengambil keputusan. Aku percaya pada kalimat yang selalu diucapkanya padaku "Kalau kamu tidak percaya pada kemampuan dirimu sendiri, siapa lagi yang harus mempercayaimu?". Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil. Ya, mengambil tawaran sebuah amanah dan tanggung jawab yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. 
Pesan yang tak pernah akan aku lupakan waktu itu adalah "Jangan menyandarkan apapun pada manusia, karena kau akan kecewa. Sandarkan hanya kepada Allah". Kalimat itulah yang selalu aku tanamkan dalam hati, dan aku coba terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Memang tak selalu lancar, kadang kala aku masih menyandarkan sebuah urusan kepada dan karena manusia. Kadang kala itu pula aku merasa kecewa kalau harapan yang aku inginkan tidak terealisasikan. Ketika saat ini tiba, aku kembali mengingat tujuan awalku memilih dan mengangkat tangan seraya berdoa kepada Tuhanku yang Maha segalanya. Karena menceritakan beban dan kekecewaan kepada manusia pun kadang justru membuat semakin kecewa.
Ada saatnya dalam hidup ini kita akan sampai pada masa puncak yang melelahkan, tertekan, dan seolah tak sanggup menghadapi apa yang akan muncul di depan kita nantinya. Hal ini sangat wajar, mengingat dinamika kehidupan kita beragam setiap harinya. Dan tentu saja, tugas dan tanggung jawab akan menghampiri kita setiap harinya. Sampai pada saatnya akan muncul masalah. 
Setiap orang memiliki berbagai cara untuk menghadapi masalah dan memunculkan kembali semangat hidup dan semangat beraktivitasnya. Cara manusia menghadapi masalah yang membuat tertekan ini disebut sebagai coping stress strategy. Coping stress strategy difokuskan menjadi dua, yaitu berbasis emosi dan berbasis masalah. Ketika seseorang memilih untuk menggunakan coping berbasis emosi, maka, orang tersebut akan mengalihkan emosi negatifnya, atau memunculkan emosi positifnya. Wujud aktivitas yang biasanya merepresentasikan coping jenis ini adalah bermain game, rekreasi, dan relaksasi. Dan ketika seseorang memilih menggunakan coping berbasis masalah, maka orang tersebut akan melakukan berbagai strategi dan cara yang bisa mengurangi atau menyelesaikan masalahnya. Seringkali pula orang melakukan coping campuran.
Tidak semua masalah harus diselesaikan, karena terkadang ada masalah yang selesai dengan sendirinya tanpa perlu kita selesaikan. Bagaimanapun caraku, caramu, cara kita menyelesaikan masalah, yang terpenting adalah kita mau menghadapinya dan tetap kuat. 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibuk

Bapak

Adek